Semilir bayu menghembus
Membelai dahan-dahan bergemerisik
Titik tiris gerimis dalam kesunyian
Hadirkan irama merdu sang alam
Dalam sebuah penantian
Sesosok terdiam dalam ketermenungan
Aroma dingin nan menyusupi tubuh
Tak membuatnya tergetar dalam kesendirian
Titik titik air itu seolah bertanya
Pada sosok termangu dihadapannya
Dengan basahi bagian-bagian tubuhnya
Tak bergeming...
Aliran aliran kecil gerimis dikulitnya
Tak sanggup untuk lunturkan sebuah keteguhan
Ya... sebuah keteguhan...
Sosok itu miliki asa nan membara
Sperti layaknya sebuah cita
Aku berhenti menebak dan menerka
Kuhadiri dalam kuyupku dan bertanya
Geleng lemah tanpa suara
Seperti rasa putus asa
Ahhh... tidak...
Kutangkap asa membara dalam sorotnya
Kusimak keyakinan dalam hatinya
Kutemukan cinta dalam nafasnya
Simpulku kemudian pada siapa
Ya.. seperti pada sesosok dara
Kudapati dalam genggamannya
Erat tercengkeram dalam dekapnya
Berlalu aku dengan bara asanya
Lirih aku setengah bergumam
Harapku sosok itu tak mengetahuinya
Andai Engkau mengetahui..
Akupun kejar hal yang sama
Kupelajari keteguhanmu
Kan kukuhkan tujuaku
Akan hadirkan rasa sama dalam diri
Terhadap bidadari nan hadiri setiap mimpi
Bahwa masih ada rasa sejati 
Meski sebagian telah terbagi
Kuyakini itu tetaplah suci
Karna didalamnya aku tak meracuni
Tentang janji nan tak mungkin kutepati
Atau impian nan tak pasti termiliki
Agar hati bidadari slamanya abadi
Meski kala nanti 
Bidadari tlah menjauh pergi
Bersama penakluk sejati
Rasa kami selamanya tetaplah suci
Dedicated : Novitha Pramadhani Andyaswarha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar