Tak mau aku salah untuk kedua kali..
Masih terngiang dalam pelupuk ingatan..
Kala Engkau mengadu tentang sikap seseorang..
Yang nyata padanya tak ada harapan..
Bak bijaksana akupun berfatwa..
Engkau kembali padanya..
Kala seseorang itu tlah bisa seperti harapan..
Engkau berlalu..
Pergi dari pandanganku..
Terkadang tersiar khabar..
Sejenak kemudian sirna..
Aku memberinya judul aku kehilanganmu
Dan kini ketika aku temui..
Engkau tengah terluka..
Seseorang itu tak memberimu arti..
Tinggalkanmu dalam rana..
Kuraih Engkau dan tak kulepas lagi..
Memapahmu tuk menatap kehidupan..
Coba membimbingmu raih harapan..
Tapi ternyata..
Perpisahanmu aku turut berperan..
Seseorang itu tlah berubah..
Tak mampu berikan ikatan..
Sbagaimana padamu aku sarankan..
Kala kusibak lembar sejarahmu..
Simpul tersenyum kala ada bahagia..
Tapi nyata Engkau banyak terluka..
Terluka oleh penantian..
Nan akhirnya tinggal penantian..
Tak pernah terwujud kebersamaan..
Kini...
Tak kuijinkan Engkau kembali terluka..
Atau bahkan salah arah..
Dalam menilai kehidupan..
Maaf..
Andai akhirnya aku banyak tanya..
Engkau dimana, dengan siapa dan berbuat apa..
hanya tuk berharap..
Engkau tak salah menatap arah langkah..
Ijinkan aku..
Membimbing arah..
Menuntun langkah..
Agar Engkau tak terluka lagi..
Agar Engkau tak tersakiti..
Sampai batas waktu nanti..
Aku kan melepaskanmu..
Pada titian nan semestinya..
Pada pelabuhan nan selayaknya..
Untuk Engkau raih bahagia..
Smoga tanpa air mata..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar