Bukan kumpulan puisi atau sajak bahkan syair. Karena aku bukanlah pujangga ataupun sastrawan. Adalah kumpulan rangkaian kata-kata yang terungkap dari perjalanan hidup. Banyak cerita romantis, tragis dan ungkapan keputus asaan. Bukan semua pernah aku alami, karena bukan hanya pengalaman pribadi tetapi juga dari siapa saja yang menjadi inspirasi bagi jemariku menarikan pena dan mengetuk tuts-tuts keyboard. Yang pasti semua pernah saya lalui.
Minggu, 23 September 2012
AKU BUKAN NAMA ITU
Ketika masih ada nama terpendam dihatimu
Dan itu bukan namaku
Biarkan dia tetap didalamnya
Karena nama itu mungkin lebih pantas
Bertahta dalam jiwamu
Mungkin aku hanyalah sekejab bagimu
Untuk kemudian
Sirna seiring waktu
Aku hanyalah aku
Yang takkan menjadi siapa siapa bagimu
Esok sekarang atau nanti
Nama itu begitu berharga bagimu
Hingga hadirku pun tak mengusik nama itu
Dari jiwamu
Mungkin lebih baik Engkau jaga nama itu
Bukan namaku,
Dia lebih memberi makna
Sedang aku memberi warna yang beda
Yang mungkin Engkau tidak suka
Tak mungkin aku mengakhiri kisah ini,
Namun, mundur itu lebih baik
Bukan karna tak mampu bersaing
Tapi demi tiada nan terluka
Aku Engkau atau juga dia
Dan biarkan nama itu
Tetap tak terusik disana
Sementara ijinkan aku lunglai
Melepasmu mengejar kembali nama itu
Untuk abadi dalam jiwamu
MENYUSURI LANGKAHMU
Sungguh sungguh adalah hidup
Tika mesti warna berganti warna
Biru kelabu jingga legam atau gulita
Beremulsi dalam putih
Senantiasa dan selalu
Hadirkan nuansa nan beda
Sungguhlah itu
Tatkala pada suatu kehadiran
Sebuah perwujudan nan semu
Meraba dan meraba
Mengeja tiap aroma warna
Nan ada mungkin bersamanya
Hanya tak mampu menerka
Dan dalam kehati hatian
Tiap relung ke relung
Coba tertelusuri
Coba kais kais warna nan nyata
Seketika merah
Sekejab kemudian membiru
Lalu kelabu didalamnya
Saat semua itu adalah sebuah gambaran
Terasa sulit untuk menggenggamnya
Tuk menaunginya warna nan putih
Pasi dibuatnya terkapar
Bahkan terjungkal karna lena
Tetapi kuambil semua itu
Demi untuk menorehkan warna
Nan meski usang namun bermakna
Semoga begitu adanya
Kusadari aku bukanlah dewa
Hamba nan belaka papa dan cela
Hanya sungguhlah yang aku punyai niat
Kusadari sebenarnya
Memapah lebihlah sulit
tak semudah dari memanggul
Ternyata mengiringi itu
Tak semudah mengambil langkah
Hanyalah agar semuanya
Mampu alihkan kendali
Untuk menerka letaknya putih
Mungkin tersembunyi dibalik tirai tirai
Ataulah terjuntai dan terabai
Merebutnya kembali
Dan menaburkannya dalam dalam
Hingga akhirnya putih warna itu
Nyata dalam keberadaannya
Bersanding indah dalam merah dan birunya
Mengakhirkan kelabu hitam dan gulita
Nan senantiasa bergelayut
Membayangi tiap titis titis langkah
Menuju pada tuju akhir kesempurnaan
Langganan:
Komentar (Atom)