"SEKURA adalah satu dari sekian bentuk/hasil kebudayaan kuno di Lampung, menilik nukilan-nukilan inskripsi arkeologi, Sekura telah diwariskan oleh para leluhur orang Lampung ketika negara-negara tradisional yang tercatat dalam sejarah belum lagi lahir. Kita kemudian mahfum. Ketika negara-negara tradisional itu runtuh dan berganti dengan negara baru, kebudayaan sekura masih terus bertahan dan menyebar menyatu dengan jiwa masyarakat. Bahkan ketika hasrat membentuk Negara Bangsa yang bernama Indonesia, tidak lagi bisa dibendung, sekura masih terus bertahan dan melanjutkan eksistensinya" (Endang Guntoro Canggu)
Perhelatan Akbar yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Lampung Barat pada hari Minggu, 19 September 2016 dengan mengusung kearifan lokal budaya Sekura mendapatkan antusiasme yang sangat tinggi dari masyarakat. Ini dibuktikannya dengan Penganugerahan Piagam Penghargaan Musium Rekor Dunia Indonesia (MURI) kepada Bupati Lampung Barat atas Aral-arakan Terbanyak dengan Menggunakan Sekura yaitu sejumlah 5.454 sekura berdasarkan perhitungan MURI.
Dengan penghargaan tersebut diharapkan kemudian hari penjagaan serta pelestarian Adat dan Budaya di Lampung Barat semakin mendapatkan perhatian yang lebih serius dari semua kalangan. Sehingga kearifan lokal tersebut tidak akan sirna terkikis oleh perkembangan jaman.
Bukan kumpulan puisi atau sajak bahkan syair. Karena aku bukanlah pujangga ataupun sastrawan. Adalah kumpulan rangkaian kata-kata yang terungkap dari perjalanan hidup. Banyak cerita romantis, tragis dan ungkapan keputus asaan. Bukan semua pernah aku alami, karena bukan hanya pengalaman pribadi tetapi juga dari siapa saja yang menjadi inspirasi bagi jemariku menarikan pena dan mengetuk tuts-tuts keyboard. Yang pasti semua pernah saya lalui.
Senin, 13 Februari 2017
LESTI - JERA
Lahir dari ayah bernama Endang Mulyana dan ibu Sukartini, Lesti adalah seorang gadis biasa yang hidup sederhana di desa yang dipandang sebelah mata oleh tetangganya. Sejak usia empat tahun, Lesti sudah belajar menyanyi. Meski tak tahu bakatnya diturunkan dari siapa, menyanyi adalah kesehariannya. Pada usia 15 tahun, waktu masih duduk di bangku kelas 2 SMP di Cianjur, Lesti mengikuti audisi D'Academy dan ia akhirnya lolos walaupun sebelumnya juri artis masih ragu akan potensinya. Endang pun mengucap syukur karena Lesti mampu melewati setiap babak dalam kontes tersebut. Sejak berangkat ke Jakarta, ia tak menyimpan harapan muluk-muluk. Tak terbersit di benaknya bahwa kehidupannya akan berubah drastis. Bisa pentas di atas panggung besar dengan pakaian mewah nan gemerlap. Dielu-elukan penonton dengan berbagai atribut dukungan bagi dirinya. Setelah melalui babak demi babak di panggung D'Academy, akhirnya Lesti dinobatkan menjadi juara di konser kemenangan setelah mengalahkan pesaingnya Nur Aty dari Selayar.
Mengungkapkan kebahagiaannya, Lesti tak menyangka dirinya dinobatkan sebagai bintang dangdut masa depan. Pasalnya, ketika mengikuti audisi ia melihat banyak peserta dengan talenta yang lebih baik darinya. Di panggung konser kemenangan itu, Lesti menerima hadiah uang tunai senilai 100 juta dan sebuah mobil. Tentu hal itu tak pernah dibayangkan Lesti dan keluarganya, mengingat kehidupan mereka yang sederhana di kampung halaman. Di malam itu pula, ia berkesempatan merilis single terbarunya yang berjudul "Kejora" ciptaan Nur Bayan dan seketika riuhnya eforia para pendukungnya menggema. Mereka menyuarakan kemenangannya. Di balik luapan rasa bahagianya, ada sepotong harapan mulia di hati Lesti. Hadiah uang tunai yang diperolehnya sedianya akan digunakan untuk keperluan keluarga dan pengobatan sang ayah, Endang Mulyana, yang menderita kanker selama bertahun-tahun. Setelah menjadi juara Lesti juga membintangi beberapa judul film televisi di Indosiar dan SCTV bahkan beberapa penghargaan.
Pada akhir tahun 2015, Lesti juga berkesempatan mewakili Indonesia di kompetisi besar D'Academy Asia. Hal ini sontak membuat semangatnya tumbuh lantaran sudah lama ia merindukan suasana karantina. Akhirnya setelah lolos dari babak demi babak, ia keluar sebagai runner-up setelah berusaha mengalahkan pesaingnya Danang Pradana Dieva yang juga berasal dari Indonesia. Ia juga berhasil merebut hadiah uang tunai sebesar 100 juta dan sebuah single berjudul "Zapin Melayu" yang diciptakan langsung oleh Pak Ngah salah satu juri dari negara Malaysia. Seusai menjadi juara, rencananya Lesti akan segera merilis album dalam waktu dekat.
Salah satu lagu yang menghantarkan Lesti menjadi bintang baru dalam blantika musik dangdut Indonesia adalah Lagu Jera yang dipopulerkan oleh Bunda Rita Sugiarto
JANJI CADANG
Sakik hati sinji
Ngandanko janji cadang
Kidang khepa kik sangun khadu
Sukhatan dilom ukhikku
Cekhita sedih sai ku khasa
Kuingok sampai kapan khia
Tagando kutanggung tenggalan
Ngandanko janji cadang
Kidang khepa kik sangun khadu
Sukhatan dilom ukhikku
Cekhita sedih sai ku khasa
Kuingok sampai kapan khia
Tagando kutanggung tenggalan
Langganan:
Komentar (Atom)